Apakah Bijak Keluarga Muda Berinvestasi di Kripto Saat Keuangan Belum Sehat?

1 min read

Saat ini koin kripto seperti Bitcoin atau Ethereum sedang ramai dibicarakan. Banyak keluarga muda tergiur karena janji keuntungan besar dalam waktu singkat. Tapi, apakah bijak berinvestasi di kripto kalau keuangan keluarga masih goyah? Jawabannya: tidak. Berinvestasi di kripto saat kondisi keuangan belum sehat bisa membahayakan masa depan keluarga Anda. Mari kita bahas kenapa.

Pertama, kripto sangat berisiko. Harganya naik-turun drastis, kadang anjlok puluhan persen dalam sehari. Jika keuangan keluarga masih ketat—misalnya, belum punya dana darurat atau masih bergulat dengan utang—investasi kripto bisa memperburuk situasi. Bayangkan uang untuk kebutuhan anak atau cicilan rumah lenyap karena pasar kripto ambruk. Buku I Spend, U Spend mengajarkan bahwa prioritas keuangan keluarga harus dimulai dari pondasi yang kuat, bukan spekulasi berisiko tinggi.

Kedua, psikologi keuangan memengaruhi keputusan kita. Banyak keluarga muda terjebak FOMO (fear of missing out), merasa harus ikut investasi kripto karena tetangga atau teman untung besar. Ini adalah behavioral bias yang membuat kita lupa logika. Jika tabungan Anda hanya cukup untuk 1-2 bulan kebutuhan, memasukkan uang ke kripto sama saja dengan berjudi, bukan berinvestasi. Uang itu seharusnya untuk dana darurat atau melunasi utang berbunga tinggi.

Ketiga, keluarga muda perlu fokus pada stabilitas. Sebelum terjun ke investasi berisiko, pastikan kebutuhan dasar terpenuhi: dana darurat 3-6 bulan pengeluaran, asuransi kesehatan, dan anggaran bulanan yang sehat. Kripto mungkin menarik, tapi tanpa pondasi keuangan yang kuat, kerugian bisa memicu stres dan konflik dengan pasangan. I Spend, U Spend menekankan pentingnya komunikasi untuk menyatukan visi keuangan, bukan mengejar tren yang belum dipahami.

Terakhir, investasi cerdas dimulai dari edukasi dan kesabaran. Jika ingin mencoba kripto, pelajari dulu risikonya dan alokasikan dana kecil yang tidak mengganggu keuangan keluarga. Mulailah dengan investasi yang lebih stabil, seperti reksa dana atau deposito, sambil membangun keuangan yang sehat. Jangan biarkan impian cepat kaya menghancurkan masa depan keluarga. Pilih langkah bijak: amankan keuangan dulu, baru berinvestasi dengan tenang.