Bahaya Berinvestasi Pakai Utang: Jangan Pertaruhkan Masa Depanmu
1 min read


Berinvestasi bisa jadi cara cerdas untuk membangun kekayaan, tapi kalau pakai utang, itu seperti berjalan di atas tali tipis tanpa jaring pengaman. Banyak orang tergoda meminjam uang untuk investasi, berharap untung besar cepat. Namun, ini justru bisa menghancurkan keuanganmu. Mengapa berinvestasi dengan utang begitu berbahaya? Mari kita kupas.
Pertama, investasi selalu punya risiko. Saham, kripto, atau properti bisa naik, tapi juga bisa anjlok. Kalau kamu berinvestasi pakai utang, kamu tetap harus bayar cicilan plus bunga, meski investasimu rugi. Misalnya, pinjam Rp100 juta dengan bunga 12% per tahun untuk beli saham, tapi sahamnya jatuh 20%. Kamu bukan cuma rugi Rp20 juta, tapi juga harus bayar bunga Rp12 juta setahun. Ini seperti menggali lubang keuangan yang lebih dalam.
Kedua, utang menambah tekanan psikologis. Behavioral finance, seperti dijelaskan dalam I Spend, U Spend, menunjukkan bahwa stres dari utang bisa bikin kamu panik dan ambil keputusan buruk, seperti jual aset saat harga rendah. Bayangkan stres keluarga kalau cicilan menumpuk, tapi investasi tak kunjung untung. Bukan cuma dompet, tapi keharmonisan rumah tangga bisa terganggu karena konflik keuangan.
Ketiga, bunga utang sering lebih tinggi dari keuntungan investasi. Pinjaman online atau kartu kredit bisa punya bunga 2-3% per bulan, sedangkan keuntungan investasi rata-rata (misalnya, saham 7-10% per tahun) tidak selalu cukup untuk menutupnya. Alih-alih kaya, kamu malah terjebak membayar utang tanpa akhir.
Terakhir, berinvestasi pakai utang merampas kebebasan finansialmu. Uang yang seharusnya untuk dana darurat, pendidikan anak, atau tabungan pensiun habis untuk bayar cicilan. Solusinya? Investasi hanya dengan uang yang kamu miliki, bukan uang pinjaman. Mulai kecil, pelajari pasar, dan bangun keuangan yang sehat. Jangan biarkan godaan untung cepat menghancurkan masa depanmu. Pilih bijak: investasi aman, hidup tenang.